Jumat, 19 Desember 2014

makalah stratifikasi sosial



STRATIFIKASI SOSIAL

Disusun Oleh :
Nama                       : Mutri lestiani
Kelas              : Psik Reg A1                                                                     Npm                : 14.14201.30.26
Konsentrasi    : sosiologi



                

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014-2015

i
KATA PENGANTAR

            Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Stratifikasi Sosial,”
          Dalam penyusunanya penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah kesuksesan semua ini berawal, semoga semua ini memberika sedikit kebahagiaan dan menuntut pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan namun selalu ada yang kurang.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan karya tulis ini masih ada kekurangan. Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itulah, Kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat diharapkan, demi kesempurnaan karya tulis ini.
Penulis berharap semoga Karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca.









ii
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL  ………………..……………………..………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………...……….………….……...... ii
DAFTAR ISI …………………………………………….……….….………... iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………..……………………. 1
1.1     Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2     Definisi stratifika sisosial………………………………………..….   1
1.3     Rumusan masalah…………………………………………….…… 2
1.4     tujuan masalah……….…………………………………….……… 2

BAB II PEMBAHASAN ……………………………………….…………..…. 3
2.1      Pengertian stratifikasi sosial……………………………………………………………………… 3
2.2      Faktor factor penyebab terjadinya stratifikasi sosia……………………………..…… 5
2.3     
Kriteria yang Dipakai untuk Menggolongkan Orang dalam Stratifikasi….…. 5
2.4     
Unsur-unsur stratifikasi…………………………………………………………………………….. 6
2.5     
Sifat-sifat stratifikasi ………………………………….…………………………….…………….…7 2.6  Bentuk-bentuk Pelapisan Sosial dalam Masyarakat…………………………………….8
2.7    
Sistem stratifikasi pada masyarakat Indonesia………………………………………….13
2.8    
Fungsi Stratifikasi Sosial………………………………………………………………………… 16
2.9    
Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat………………………….16
2.10  
Pengaruh Diferensiasi Stratifikasi Sosial Terhadap Masyarakat……………….17

 III    PENUTUP………..……………………………………………………... 18
3.1     Kesimpulan …….…………………………………………………. 18
          3.2    Saran …………….…………………………………………………19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…… 20



   

















iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.    Latar Belakang
Masyarakat dengan segala aspek yang mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang menarik untuk diteliti. Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh masyarakat tersebut. Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah komunitas masyarakat akan menciptakan pamisahan lapisan atau kedudukan seseorang tersebut di dalam masyarakat. Pada kajian yang dibahas dalam makalah ini, yaitu stratifikasi ertic yang terjadi ertic masyarakat kuno dan modern, kita akan dapat menemukanperbedaan yang terjadi di dalamnya, menarik sebuah kesimpulan yang terjadi akibat stratifikasi ertic.
Secara umum dapat kita pahami bahwa stratifikasi ertic yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarin membutuhkan sebuah kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari stratifikasi ertic dalam masyarakat.                                                                               Mengambil pembahasan tentang stratifikasi ertic karena sudah di tentukan dari awal oleh guru bidang studinya.

1.2.  Definisi Stratifikasi Sosial
Secara harafiah: dari bahasa latin yaitu stratum dan socius.
stratum : tingkatan                                                    
socius : teman atau masyarakat
Stratifikasi ertic berarti Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
Menurut ahli: 
Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Max Webber: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu ertic ertic tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise. 
Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa stratifikasi ertic adalah pembedaan kelas-kelas secara ertical yang diwujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi sampai yang paling rendah .

1
1.3     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1.     Apa pengertian stratifikasi?
2.     Bagaimana system stratifikasi bagi masyarakat indonesia ?

1.4     Tujuan Penulisan
         Adapun penulis menyusun karya tulis ini sebagai berikut:
  • Untuk menambah wawasan tentang stratifikasi sosial
  • Untuk mempraktekan teori yang didapat dari sekolah

















2
BAB II      
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat.
Menurut Robert MZ. Lawang (dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com) Pelapisan sosilal merupakan penggolongan orang –orang dalam suatu sistam sosial tertentu secara hierarki menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta, kekayaan, ilmu pengetahuan, kesalehan, keturunan dan lain sebagainya. Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai (Prof. Selo Sormardjan dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com).
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri yang mereka miliki.
Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam kelas tersebut masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari kelas yang lain

Hal-hal yang dihargai sebagai pembentuk pelapisan sosial :
§  a. Uang.
§  b. Tanah.
§  c. Kekayaan.
§  d. Ilmu Pengetahuan.
§  e. Kekuasaan.
§  f. Kesalehan.
§  G. Garis keturunan dari keluarga terhormat

3
struktur sosial dan dampaknya dalam kehidupan

1. Struktur Sosial
Struktur sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam hubungan-hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut
Struktur sosial memiliki empat element dasar:
1. Status sosial
2. Peran sosial
3. Kelompok
4. Institusi atau lembaga
Para ahli teori interaksionis menekankan bahwa perilaku sosial kita dikondisikan oleh peran-peran dan status-status yang kita terima, kelompok mana kita berasal dan institusi mana kita berfungsi
Status Sosial dan Peran Adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok sosial sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. . Status dilihat dari proses terjadinya dibedakan menjadi:
a. Ascribed Status (Status akibat kelahiran)
b. Achieved Status (Status yang diperjuangkan)
c. Assigned Status (Status yang dianugerahkan)
Status selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status tertentu
Secara sederhana ketidaksamaan dalam masyarakat terjadi akibat beberpa faktor antara lain ras, agama, gender, peran dan status, kelas sosial, kelompok, pendidikan dan lain-lain. Secara umum, perbedaan sosial dapat dibedakan menjadi dua :
1. Secara horisontal, diferensiasi, yaitu pembedaan yang dikaitkan dengan interaksi tetapi tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah
2. Secara vertikal, stratifikasi, yaitu perbedaan sosial yang menunukkan adanya tingkatan yang berbeda dalam masyarakat
4

 2.2 Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial
Faktor-faktor penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh:
a. Perbedaan ras dan kebudayaan
b. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan.
c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban.

2.3. Kriteria yang Dipakai untuk Menggolongkan Orang dalam Stratifikasi
1.Ukuran kekayaan, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak, ia akan menempati pelapisan di atas. Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil pribadinya, cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara berbelanja dan seterusnya.

2.Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar akan menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.

3.Ukuran kehormatan, orang yang disegani dan dihormati akan mendapat tempat atas dalam sistem pelapisan sosial. Ukuran semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat yang masih tradisional. Misalnya, orangtua atau orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat atau kelompoknya. Ukuran kehormatan biasanya lepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan.

4. Ukuran ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan pelapisan sosial didalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.Ukuran tersebut di atas tidaklah bersifat limitif. Oleh karena itu, masih ada ukuran lain yang dapat dipergunakan. Namun, ukuran di atas lah yang paling banyak digunakan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial.




5

2.4 Unsur-unsur stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial memiliki dua unsur yaitu:
a. Status
b. Peran
A. Status Adalah posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial.
tiga cara memperoleh status:                                                                                                           
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.                                                            

2. Achieved Status

Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan,dll.                                                                                                                                      
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya
B. Peran Adalah perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peranan.
Menurut Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal:
* Norma-norma di dalam masyarakat.
* konsep tentang apa yang dilakukan.
* perilaku individu.




6

2.5 Sifat-sifat stratifikasi sosial
Stratifikasi memiliki tiga sifat, yaitu:
a. Stratifikasi tertutup
b. Stratifikasi sosial terbuka
c. Stratifikasi sosial campuran

A. Stratifikasi Tertutup
Sistem pelapisan yang jalan masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Contoh Pelapisan pada masyarakat berkasta, pada masyarakat dengan sistem feodal, atau pada masyarakat yang masih menggunakan kriteria ras sebagai dasar pelapisan sosialnya.
Gambar :

Setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan sosial yang lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung.

Contoh Masyarakat di negara industri maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi.
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmjps1zjNWZtXMsIVWMgaiFnO4UXZpGjFBOKXQ6hiOAEYIho1flt_t7GNTKypwz7UXiAmdkYy5q-nYsQMxAD_zrleFegl0sJhwjwYRH3MNMCsw-6zCB2ic00BfwCCqUjWffZKJAAQjjt8/s1600/gambar+stratifikasi+terbuka.jpg

7

C.Stratifikasi Campuran
Stratifikasi gabungan antara stratifikasi terbuka dan tertutup.
Contoh Kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup, tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka.
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDu3xcBqkh4g1aQpykJ5vizd7xbP1AiozkdE0X5jymGotUHr_QxFTwNOGreEqaoh46d8Dg6E1iJ8eeM-NfLtc-HYzTq1SUDY_Or1Iulkax-CKuO8G4inFcOf-HzoLeXqIs5ryG0UfOxgU/s1600/campuran+nian.jpg

2.6  Bentuk-bentuk Pelapisan Sosial dalam Masyarakat
1. Kriteria politik adalah pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan. Kekuasaan yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat disebabkan oleh rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan.
Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.

Menurut Max Iver terdapat tiga pola umum “Piramida Kekuasaan” yaitu tipe kasta, tipe oligarkhis, tipe demokratis.
A. Tipe Kasta                                                                                                                    
Pelapisan masyarakat berdasarkan kriteria politik, berarti pembedaan penduduk atau wujud masyarakat menurut kriteria wewenang dan kekuasaan-kekuasaan.
Menurut Max Iver, ada tiga pola umum sistem status sosial:
a. Tipe kasta
b. Tipe oligarkhi
c. Demokratis


8

a. Tipe kasta
Ciri-ciri:
- Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis besar pemisah yang tegas dan kaku.
- Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus.
- Biasa di jumpai pada masyarakat berkasta.
- Bersifat tertutup
• Terdiri Atas                                                                                                                     
Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:                                                                                                   
  1) Raja
 2) Bangsawan.
 3) Orang-orang yang bekerja di pemerintahan, pegawai rendahan dan seterusnya.
 4) Tukang-tukang, pelayan-pelayan.
 5) Petani-petani, buruhan tani.
 6) Budak-budak.

b. Tipe Oligarkhi
Ciri-ciri:
- Garis pemisahnya tegas diantara strata tapi perbedaan antara status yang satu dengan yang lain tidak begitu
   mencolok.
- Pelapisan dapat ditembus, karena bersifat terbuka.
- Biasa terdapat pada negara Tasisme atau Feodaly berkembang.
- Kedudukan dipengaruhi oleh faktor kelahiran.
Terdiri Atas                                                                                                                        
Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
1) Raja (penguasa)
2) Bangsawan dari macam-macam tingkatan.
3) Pegawai tinggi (sipil dan militer).
                                                                                9
4) Orang-orang kaya, pengusaha dan sebagainya.
5) Pengacara.
6) Tukang dan pedagang.
7) Buruh tani dan budak.
c. Tipe demokratis
Ciri-ciri:
- Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak
- Faktor kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
* terdiri atas :
1)  pemimpin politik, pemimpin partai, orangkaya, pemimpin organisasi-organisasi besar         
2)  terdiri atas pejabat-pejabat administratif, kelas-kelasatas dasar kelahiran ”eisure Class”                                                                                                                  
3)  terdiri atas ahli-ahli teknik, petani, pedagang                                                               
4)  pekerja rendahan, petani rendahan

2.          Kriteria Ekonomi
Pembagian/stratifiksi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan
masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta.
Masyarakat dibagi dalam tiga kelas.:
a. Kelas atas, terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan.
b. Kelas menengah, terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhikebutuhan pokok (primer).
c. Kelas bawah, Terdiri dari orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.
Arisoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas, yakni :
a. golongan sangat kaya,
b. golongan kaya, dan
c.golongan miskin.                                                                                                                                                                                                       10                                  
Arisoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut dalam sebuah piramida. :
1. Golongan sangat kaya
2. Golongan kaya
3. Golongan miskin
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3uDdtchuS8seeLbgho2ohsG4hUWWT_ZiTgXr2nx12Zqg67_4mVdo7z9-CqAOvyokNrn5wX4d35KAbqhJ04HR6rp1WRqfc78PgnOS6RjlYgCer3TdXx4A6O06_GToS7RmApoh7uIXfoQM/s320/golongan+kaya,sangat.jpg

                                                                                                   
Dari Tiga kelas sosial masing-masing masih dapat dibagi menjadi subkelas sehingga kalau digambarkan akan menjadi sebagai berikut. :
a. Kelas atas :
1. Kelas atas atas (AA)
2. Kelas atas menengah (AM)
3. Kelas ata bawah (AB)

b. Kelas menengah
1. Kelas menengah atas (MA)
2. Kelas menengah menengah (MM)
3. Kelas menengah bawah (MB)

c. Kelas bawah
1. Kelas bawah atas (BA)
2. Kelas bawah menengah (BM)
3. Kelas bawah bawah (BB)
11
Gambar :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7HhiXrNa8FK_fZW1x8JJ94Uep_5ckPwJgcFiVtNNYr1wGJLwHaA2oYq3ePsdjcj8fErDT1YwkO021MBqwN-IUwPVpwXzWuri6OPO00roSPD_mNvWtSoKijBaQxlUkXUSGoTaVVucU8zY/s320/lapisan+ekonomi+upper.jpg



3. Kriteria sosial Pelapisan masyarakat secara sosial; ialah sistem pengelompokan masyarakat menurut status umumnya nilai status sosial dalam masyarakat diukur dari prestis (gengsi).
Contoh: orang lebih memilih bekerja dikantor dari pada menjadi pedagang Pada masyarakat Bali, status masing-masing orang ditentukan berdasarkan kasta sehingga tidak memungkinkan untuk berpindah status.
Hal lain yang dianggap penting adalah menyangkut:
a. Hukum adat
b. Perkawinan
c. Sopan santun








12
2.7. Sistem stratifikasi pada masyarakat Indonesia
            Sistem pelapisan sosial yang pernah berlaku/dialami oleh masyarakat di Indonesia diantaranya akan dibagi pada berikut ini:
A. Sistem pelapisan pada masyarakat pertanian

            Berdasarkan pemilikan tanah, masyarakat pertanian dapat di bedakan atas 3 lapisan, yaitu:
Lapisan tertinggi, yaitu petani yang memiliki rumah, perkarangan, serta lahan.                           
Lapisan menengah, yaitu petani yang memiliki rumah serta perkarangan.                               
Lapisan terendah, yaitu petani yang tidak memiliki rumah, perkarangan ,serta lahan. 

 Berdasarkan kreteria ekonomi :
Lapisan pertama : kaum elit desa yang memiliki cadangan pangan dan pengembangan usaha     
lapisan kedua terdiri dari orang yang memiliki cadangan pangan saja                                        
Lapisan ketiga : orang yang tidak memiliki cadangan pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi perutnya agar tetap hidup
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidUYhvJIEqoBBygiQMDhf38hKz2alFRVUc7t-9F-X-Fp8ZZ-yBfuShjKqigtEeEtXoeto99xct7KW1xSz4N9wUZnlZ-kJQk03ROd44bThD5aovyceUZno3nRBgzPQhKycibPiogUDWfm0/s320/lapisan+jawa.jpg



                                                                          13
Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat feodal
     Pola dasar masyarakat feodal sebagai berikut
Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan dan harus dihormati. Terdapat lapisan utama, yaitu Raja dan kaum bangsawan dan lapisan bawah, yakni rakyat. Ada pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum fedral merupakann panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus menghambat dan selalu dalam posisi di rugikan. Terdapat pola hubungan antar kelompok yang deskriminatif. Golongan bawah cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup.

Contoh lapisan sosial pada masyarakat Aceh                                                                             
1. Keturunan raja atau bangsawan
2. Golongan kedua meliputi olei baalang
3. Rakyat biasa
gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUVMXU_yELGQs9wjPUSUuVdhr2Z3lLVho5mCqWDYf5ftOPZZZF0seIykER1jvDV-DrHO8biG1tmE2XfnaafJWh9fW_Sy0jJ1tGIYkoWOu1baOfVujCwWH-H86AtFj6JJUHOtfgz6N2uNk/s320/lap+aceh.jpg




                                                                           14
C. Sistem stratifikasi sosial pada zaman Belanda
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitA56emanXFxYqHOAYS2YT2uCVnNc3W25l3P5OShCV6eiFTw3dTXDBo_LhNeYkf96OWBoiRjs4jsU1dlqSqYR-B_pP9e40AN6Rwb1uFKc52aYuILAT87amuhBv4ld97p1SPJAEUgbpfb4/s320/belanda.jpg


D. Sistem stratifikasi sosial pada zama Jepang                                                                               
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :     


                                                          
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMKdFhZfW3AqeZ-ZNM5JKsc_QjNVH2F0-tOnqxL2_2-VPc_60gooK-v_H3sE_z_cjbLkakLjB-NY1DyL7hZwgdXK907uKbrhbY545dckY_Ub7OoqOQ88dkpwiJrxd6izaJdshwlNBzBQc/s320/jepang.jpg



15

E. Sistem stratifikasi sosial pada zaman Industri modern                       
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
1. Kel. Profesional
2. Kel. Profesional awal dan semi profesional
3. Buruh rendahan
Gambar :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjWtqLkPAGvqWxrxrkQS_CEmbS-1o-BDLz7M-lUvW5N02DTM5pG3bA-RB9vZOsgIthPjsq7Md6dfNGzR8Se0sG7GyJW3yPrf6Fe1_HsFOcmQO4rJIGgGQBxw9fhpXWFPpxPxXAlEHW-slY/s320/propesi+lapisan.jpg


2.8 Fungsi Stratifikasi Sosial :
• 1) Alat untuk mencapai tujuan.
• 2) Mengatur dan mengawasi interasksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.
• 3) Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.
• 4) Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.

2.9. Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat
Pengaruh atau dampak stratifikasi sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin sedikit pula jumlah yang menempatinya.
Adapun dampak stratifikasi sosial pada dalam kehidupan masyarakat adalah:             
1.Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.
                                                                             16
2.Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik
3.Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya
4.Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.

2.10. Pengaruh Diferensiasi Sosial dan Stratifikasi Sosial Terhadap Masyarakat
Pengaruh kemajemukan masyarakat Indonesia dapat menimbulkan 2 konflik :
1. Konflik sebagai proses sosial yang disosiatif sehingga tidak tercapai keselarasan antara satu golongan dengan golongan yang lain
a. Konflik horizontal yaitu konflik yang terjadi antara berbagai kelompok masyarakat akibat adanya diferensiasi masyarakat Indonesia seperti beraneka ragamnya suku bangsa, ras, agama, dsb.
b. Konflik vertical yaitu konflik yang terjadi antara kelas atas dengan kelas bawah yang disebabkan adanya perbedaan kepentingan di antara mereka.                                                      
2. Integrasi merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial, sehingga menghsilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya sebagai masyarakat.
Proses integrasi harus diupayakan melalui pendekatan terhadap 2 dimensi, yaitu : dimensi horizontal, dimensi vertical.










17

BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan
1.Stratifikasi sosial adalah pembedaan masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat
2.Stratifikasi sosial ada karena terdapat sesuatu yang dihargai
3.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan masyarakat modern berbeda karena perbedaan kriteria sosial yang digunakan
4.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno didasarkan atas
5.Stratifikasi sosial pada masyarakat modern didasarkan atas
6.Dampak dari stratifikasi sosial sangat besar karena pada kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan kebutuhan yang mereka butuhkan.

Dari berbagai teori yang telah disebutkan di dalam bab-bab terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa apabila masyarakat telah membaca paper ini maka akan mengetahui faktor-faktor dasar terbentuknya pelapisan sosial yang telah terjadi dengan sendirinya.
Faktor-faktor yang terjadi dengan sendirinya antara lain :
a. Kepandaian
b.Tingkat umur
c. Sifat keaslian keanggotaan di dalam kerabat pimpinan masyarakat,
misalnya : (cikal bakal, kepala desa dan sebagainya).
d.Pemilikan harta
Sedangkan bentuk-bentuk yang terjadi di dalam masyarakat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Pelapisan sosial berdasarkan pada kriteria ekonomi
b. Pelapisan sosial berdasarkan pada kriteria sosial
c. Pelapisan sosial berdasarkan pada kriteria politik


18
Di samping itu masyarakat juga dapat mengetahui sistem-sistem pelapisan sosial yang menempatkan masing-masing warga masyarakat pada status dan peran sosial tertentu.
Sistem-sistem pelapisan sosial antara lain :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif
b. Sistem pertentangan yang diciptakan oleh para warga masyarakat
c. Kriteria sistem pertentangan
d. Lambang-lambang kedudukan
e. Mudah atau sukarnya bertukar kedudukan
f.  Solidaritas atas individu atau kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial masyarakat.


3.2. Saran-saran                                                                                                     
1.Stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini diperlukan
2.Tidak ada masyarakat tan










19















20










kalo

1 komentar: