STRATIFIKASI
SOSIAL
Disusun Oleh :
Nama : Mutri lestiani
Kelas : Psik Reg A1
Npm
: 14.14201.30.26
Konsentrasi : sosiologi
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2014-2015
i
KATA PENGANTAR
Penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah dengan judul “Stratifikasi
Sosial,”
Dalam
penyusunanya penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua
yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari
sanalah kesuksesan semua ini berawal, semoga semua ini memberika sedikit
kebahagiaan dan menuntut pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan namun selalu
ada yang kurang.
Penulis menyadari bahwa di dalam
penyusunan karya tulis ini masih ada kekurangan. Hal ini disebabkan
keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itulah, Kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca sangat diharapkan, demi kesempurnaan karya tulis
ini.
Penulis berharap semoga Karya tulis ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
………………..……………………..………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………...……….………….……......
ii
DAFTAR ISI …………………………………………….……….….………...
iii
BAB I PENDAHULUAN
………………………………..……………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………... 1
1.2 Definisi stratifika sisosial………………………………………..…. 1
1.3 Rumusan masalah…………………………………………….…… 2
1.4 tujuan masalah……….…………………………………….……… 2
1.2 Definisi stratifika sisosial………………………………………..…. 1
1.3 Rumusan masalah…………………………………………….…… 2
1.4 tujuan masalah……….…………………………………….……… 2
BAB II PEMBAHASAN
……………………………………….…………..…. 3
2.1 Pengertian stratifikasi sosial………………………………………………………………………
3
2.2 Faktor factor penyebab terjadinya stratifikasi sosia……………………………..…… 5
2.3 Kriteria yang Dipakai untuk Menggolongkan Orang dalam Stratifikasi….…. 5
2.4 Unsur-unsur stratifikasi…………………………………………………………………………….. 6
2.5 Sifat-sifat stratifikasi ………………………………….…………………………….…………….…7 2.6 Bentuk-bentuk Pelapisan Sosial dalam Masyarakat…………………………………….8
2.7 Sistem stratifikasi pada masyarakat Indonesia………………………………………….13
2.8 Fungsi Stratifikasi Sosial………………………………………………………………………… 16
2.9 Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat………………………….16
2.10 Pengaruh Diferensiasi Stratifikasi Sosial Terhadap Masyarakat……………….17
2.2 Faktor factor penyebab terjadinya stratifikasi sosia……………………………..…… 5
2.3 Kriteria yang Dipakai untuk Menggolongkan Orang dalam Stratifikasi….…. 5
2.4 Unsur-unsur stratifikasi…………………………………………………………………………….. 6
2.5 Sifat-sifat stratifikasi ………………………………….…………………………….…………….…7 2.6 Bentuk-bentuk Pelapisan Sosial dalam Masyarakat…………………………………….8
2.7 Sistem stratifikasi pada masyarakat Indonesia………………………………………….13
2.8 Fungsi Stratifikasi Sosial………………………………………………………………………… 16
2.9 Dampak Stratifikasi Sosial pada Kehidupan Masyarakat………………………….16
2.10 Pengaruh Diferensiasi Stratifikasi Sosial Terhadap Masyarakat……………….17
III PENUTUP………..……………………………………………………... 18
3.1 Kesimpulan …….…………………………………………………. 18
3.2 Saran …………….…………………………………………………19
3.2 Saran …………….…………………………………………………19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…… 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2.
Latar Belakang
Masyarakat
dengan segala aspek yang mencakup di dalamnya merupakan suatu objek kajian yang
menarik untuk diteliti. Begitu pula dengan sesuatu yang dihargai oleh
masyarakat tersebut. Dengan kata lain, sesuatu yang dihargai dalam sebuah
komunitas masyarakat akan menciptakan pamisahan lapisan atau kedudukan
seseorang tersebut di dalam masyarakat. Pada kajian yang dibahas dalam makalah
ini, yaitu stratifikasi ertic yang terjadi ertic masyarakat kuno dan modern,
kita akan dapat menemukanperbedaan yang terjadi di dalamnya, menarik sebuah
kesimpulan yang terjadi akibat stratifikasi ertic.
Secara umum dapat kita pahami bahwa stratifikasi ertic yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarin membutuhkan sebuah kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari stratifikasi ertic dalam masyarakat. Mengambil pembahasan tentang stratifikasi ertic karena sudah di tentukan dari awal oleh guru bidang studinya.
Secara umum dapat kita pahami bahwa stratifikasi ertic yang terjadi pada zaman kuno dan modern adalah sesuatu yang tidak bisa dihindarin membutuhkan sebuah kajian yang berguna untuk menindak lanjuti dampak-dampak yang berasal dari stratifikasi ertic dalam masyarakat. Mengambil pembahasan tentang stratifikasi ertic karena sudah di tentukan dari awal oleh guru bidang studinya.
1.2. Definisi Stratifikasi
Sosial
Secara harafiah: dari bahasa
latin yaitu stratum dan socius.
stratum : tingkatan
socius : teman atau masyarakat
Stratifikasi ertic berarti Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
stratum : tingkatan
socius : teman atau masyarakat
Stratifikasi ertic berarti Tingkatan-tingkatan yang ada dalam masyarakat
Menurut ahli:
Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat
ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Max Webber: Penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu ertic ertic tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang
berlaku dalam suatu masyarakat Dari Definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
stratifikasi ertic adalah pembedaan kelas-kelas secara ertical yang diwujudkan
dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang lebih tinggi sampai yang paling
rendah .
1
1.3 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian stratifikasi?
2.
Bagaimana system stratifikasi bagi
masyarakat indonesia ?
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun
penulis menyusun karya tulis ini sebagai berikut:
- Untuk menambah wawasan tentang stratifikasi sosial
- Untuk mempraktekan teori yang didapat dari sekolah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (vertikal), yakni pemisahan
kedudukan anggota masyarakat ke dalam tingkat-tingkat kelas pada masyarakat.
Menurut Robert MZ. Lawang (dalam Http:// sosionamche.
Blogspot. Com) Pelapisan sosilal merupakan penggolongan orang –orang dalam
suatu sistam sosial tertentu secara hierarki menurut dimensi kekuasaan,
privelese, dan prestise.
Jadi stratifikasi sosial adalah perbedaan yang terjadi baik
disengaja atau tidak dalam masyarakat secara vertikal. Stratifikasi sosial
terjadi karena ada sesuatu yang dihargai dalam masyarakat, misalnya: harta,
kekayaan, ilmu pengetahuan, kesalehan, keturunan dan lain sebagainya.
Stratifikasi sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu
yang dihargai (Prof. Selo Sormardjan dalam Http:// sosionamche. Blogspot. Com).
Stratifikasi sosial akan menimbulkan kelas sosial, dimana
setiap anggota masyarakat akan menempati kelas sosial sesuai dengan kriteri
yang mereka miliki.
Kelas sosial adalah golongan yang terbentuk karen adanya
perbedaan kedudukan tinggi dan rendah, dan karena adanya rasa segolongan dalam
kelas tersebut masing-masing, sehingga kelas yang satu dapat dibedakan dari
kelas yang lain
Hal-hal
yang dihargai sebagai pembentuk pelapisan sosial :
§ a. Uang.
§ b. Tanah.
§ c. Kekayaan.
§ d. Ilmu Pengetahuan.
§ e. Kekuasaan.
§ f. Kesalehan.
§ G. Garis keturunan dari
keluarga terhormat
3
struktur
sosial dan dampaknya dalam kehidupan
1.
Struktur Sosial
Struktur
sosial adalah cara bagaimana suatu masyarakat terorganisasi dalam
hubungan-hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku berulang-ulang
antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat tersebut
Struktur
sosial memiliki empat element dasar:
1.
Status sosial
2.
Peran sosial
3.
Kelompok
4.
Institusi atau lembaga
Para ahli teori interaksionis menekankan bahwa perilaku
sosial kita dikondisikan oleh peran-peran dan status-status yang kita terima,
kelompok mana kita berasal dan institusi mana kita berfungsi
Status
Sosial dan Peran Adalah salah satu tempat atau posisi seseorang dalam kelompok
sosial sehubungan dengan keberadaan orang lain di sekitarnya. . Status dilihat
dari proses terjadinya dibedakan menjadi:
a.
Ascribed Status (Status akibat kelahiran)
b.
Achieved Status (Status yang diperjuangkan)
c.
Assigned Status (Status yang dianugerahkan)
Status selalu diikuti oleh peran. Peran adalah pelaksanaan
hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan statusnya atau seperangkat harapan
terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status tertentu
Secara
sederhana ketidaksamaan dalam masyarakat terjadi akibat beberpa faktor antara
lain ras, agama, gender, peran dan status, kelas sosial, kelompok, pendidikan
dan lain-lain. Secara umum, perbedaan sosial dapat dibedakan menjadi dua :
1.
Secara horisontal, diferensiasi, yaitu pembedaan yang dikaitkan dengan
interaksi tetapi tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih
rendah
2.
Secara vertikal, stratifikasi, yaitu perbedaan sosial yang menunukkan adanya
tingkatan yang berbeda dalam masyarakat
4
2.2 Faktor-faktor
penyebab Terbentuknya stratifikasi sosial
Faktor-faktor penyebab Terbentuknya
stratifikasi sosial dalam masyarakat didukung oleh:
a. Perbedaan ras dan kebudayaan
b. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan.
c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban.
a. Perbedaan ras dan kebudayaan
b. Adanya spesialisasi dalam bidang pekerjaan.
c. Adanya kelangkaan dalam masyarakat menyangkut pembagian hak dan kewajiban.
2.3. Kriteria yang Dipakai
untuk Menggolongkan Orang dalam Stratifikasi
1.Ukuran kekayaan, barang
siapa memiliki kekayaan paling banyak, ia akan menempati pelapisan di atas.
Kekayaan tersebut misalnya dapat dilihat dari bentuk rumah, mobil pribadinya,
cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, kebiasaan atau cara berbelanja
dan seterusnya.
2.Ukuran kekuasaan, barang
siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar akan
menempati pelapisan yang tinggi dalam pelapisan sosial masyarakat yang
bersangkutan.
3.Ukuran kehormatan, orang
yang disegani dan dihormati akan mendapat tempat atas dalam sistem pelapisan
sosial. Ukuran semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat yang masih
tradisional. Misalnya, orangtua atau orang yang dianggap berjasa dalam
masyarakat atau kelompoknya. Ukuran kehormatan biasanya lepas dari ukuran-ukuran
kekayaan dan kekuasaan.
4. Ukuran ilmu pengetahuan,
ilmu pengetahuan digunakan sebagai salah satu faktor atau dasar pembentukan
pelapisan sosial didalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.Ukuran
tersebut di atas tidaklah bersifat limitif. Oleh karena itu, masih ada ukuran
lain yang dapat dipergunakan. Namun, ukuran di atas lah yang paling banyak
digunakan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial.
5
2.4 Unsur-unsur
stratifikasi sosial
Stratifikasi sosial memiliki dua unsur
yaitu:
a. Status
b. Peran
A. Status Adalah posisi seseorang
dalam suatu kelompok sosial.
tiga cara memperoleh status:
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan,dll.
tiga cara memperoleh status:
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved Status
Achieved status adalah status sosial yang didapat sesorang karena kerja keras dan usaha yang dilakukannya. Contoh achieved status yaitu seperti harta kekayaan, tingkat pendidikan, pekerjaan,dll.
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
Assigned status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seperti seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan sebagainya.
B. Peran Adalah perilaku yang
sesungguhnya dari orang yang melakukan peranan.
Menurut Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal:
* Norma-norma di dalam masyarakat.
* konsep tentang apa yang dilakukan.
* perilaku individu.
Menurut Soerjono Soekanto di dalam peran mengandung tiga hal:
* Norma-norma di dalam masyarakat.
* konsep tentang apa yang dilakukan.
* perilaku individu.
6
2.5 Sifat-sifat stratifikasi sosial
Stratifikasi memiliki tiga sifat,
yaitu:
a. Stratifikasi tertutup
b. Stratifikasi sosial terbuka
c. Stratifikasi sosial campuran
A. Stratifikasi Tertutup
Sistem pelapisan yang jalan masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Contoh Pelapisan pada masyarakat berkasta, pada masyarakat dengan sistem feodal, atau pada masyarakat yang masih menggunakan kriteria ras sebagai dasar pelapisan sosialnya.
Gambar :
a. Stratifikasi tertutup
b. Stratifikasi sosial terbuka
c. Stratifikasi sosial campuran
A. Stratifikasi Tertutup
Sistem pelapisan yang jalan masuk menjadi anggota atau warga suatu pelapisan tertentu hanyalah melalui kelahiran. Contoh Pelapisan pada masyarakat berkasta, pada masyarakat dengan sistem feodal, atau pada masyarakat yang masih menggunakan kriteria ras sebagai dasar pelapisan sosialnya.
Gambar :
Setiap
anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk naik ke pelapisan sosial yang
lebih tinggi karena kemampuan dan kecakapannya sendiri, atau turun ke pelapisan
sosial yang lebih rendah bagi mereka yang tidak cakap dan tidak beruntung.
Contoh Masyarakat di negara industri
maju atau masyarakat pertanian yang telah mengalami gelombang modernisasi.
Gambar :
7
C.Stratifikasi Campuran
Stratifikasi gabungan antara
stratifikasi terbuka dan tertutup.
Contoh Kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup, tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka.
Contoh Kehidupan masyarakat Bali, walaupun budaya masyarakatnya tertutup, tetapi secara ekonomi sistem pelapisan sosialnya bersifat terbuka.
Gambar :
2.6 Bentuk-bentuk Pelapisan Sosial dalam Masyarakat
1. Kriteria politik adalah
pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan. Kekuasaan
yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang yang diakui oleh masyarakat disebabkan
oleh rasa takut, rasa cinta, kepercayaan, pemujaan.
Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.
Munculnya sistem kekuasaan kemudian menimbulkan lapisan-lapisan kekuasaan yang sering disebut “Piramida Kekuasaan”.
Menurut Max Iver terdapat tiga pola umum “Piramida
Kekuasaan” yaitu tipe kasta, tipe oligarkhis, tipe demokratis.
A. Tipe Kasta
Pelapisan masyarakat berdasarkan kriteria politik, berarti pembedaan penduduk atau wujud masyarakat menurut kriteria wewenang dan kekuasaan-kekuasaan.
Menurut Max Iver, ada tiga pola umum sistem status sosial:
a. Tipe kasta
b. Tipe oligarkhi
c. Demokratis
Pelapisan masyarakat berdasarkan kriteria politik, berarti pembedaan penduduk atau wujud masyarakat menurut kriteria wewenang dan kekuasaan-kekuasaan.
Menurut Max Iver, ada tiga pola umum sistem status sosial:
a. Tipe kasta
b. Tipe oligarkhi
c. Demokratis
8
a. Tipe kasta
Ciri-ciri:
- Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis besar pemisah yang tegas dan kaku.
- Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus.
- Biasa di jumpai pada masyarakat berkasta.
- Bersifat tertutup
• Terdiri Atas
Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
1) Raja
2) Bangsawan.
3) Orang-orang yang bekerja di pemerintahan, pegawai rendahan dan seterusnya.
4) Tukang-tukang, pelayan-pelayan.
5) Petani-petani, buruhan tani.
6) Budak-budak.
Ciri-ciri:
- Memiliki sistem stratifikasi kekuasaan dengan garis besar pemisah yang tegas dan kaku.
- Garis pemisah antara masing-masing pelapisan hampir tidak mungkin ditembus.
- Biasa di jumpai pada masyarakat berkasta.
- Bersifat tertutup
• Terdiri Atas
Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
1) Raja
2) Bangsawan.
3) Orang-orang yang bekerja di pemerintahan, pegawai rendahan dan seterusnya.
4) Tukang-tukang, pelayan-pelayan.
5) Petani-petani, buruhan tani.
6) Budak-budak.
b. Tipe Oligarkhi
Ciri-ciri:
- Garis pemisahnya tegas diantara strata tapi perbedaan antara status yang satu dengan yang lain tidak begitu
mencolok.
- Pelapisan dapat ditembus, karena bersifat terbuka.
- Biasa terdapat pada negara Tasisme atau Feodaly berkembang.
- Kedudukan dipengaruhi oleh faktor kelahiran.
Terdiri Atas
Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
1) Raja (penguasa)
2) Bangsawan dari macam-macam tingkatan.
3) Pegawai tinggi (sipil dan militer).
9
4) Orang-orang kaya, pengusaha dan sebagainya.
5) Pengacara.
6) Tukang dan pedagang.
7) Buruh tani dan budak.
c. Tipe demokratis
Ciri-ciri:
- Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak
- Faktor kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
* terdiri atas :
Susunan dari atas ke bawah sebagai berikut:
1) Raja (penguasa)
2) Bangsawan dari macam-macam tingkatan.
3) Pegawai tinggi (sipil dan militer).
9
4) Orang-orang kaya, pengusaha dan sebagainya.
5) Pengacara.
6) Tukang dan pedagang.
7) Buruh tani dan budak.
c. Tipe demokratis
Ciri-ciri:
- Adanya pemisah antara lapisan yang sifatnya bergerak
- Faktor kelahiran tidak menemukan kedudukan seseorang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang faktor keberuntungan.
* terdiri atas :
1) pemimpin politik, pemimpin
partai, orangkaya, pemimpin organisasi-organisasi besar
2) terdiri atas pejabat-pejabat administratif, kelas-kelasatas dasar kelahiran ”eisure Class”
2) terdiri atas pejabat-pejabat administratif, kelas-kelasatas dasar kelahiran ”eisure Class”
3) terdiri atas ahli-ahli
teknik, petani,
pedagang
4) pekerja rendahan, petani rendahan
4) pekerja rendahan, petani rendahan
2.
Kriteria Ekonomi
Pembagian/stratifiksi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan
masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta.
Masyarakat dibagi dalam tiga kelas.:
a. Kelas atas, terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan.
b. Kelas menengah, terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhikebutuhan pokok (primer).
c. Kelas bawah, Terdiri dari orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.
Arisoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas, yakni :
a. golongan sangat kaya,
b. golongan kaya, dan
c.golongan miskin. 10
Arisoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut dalam sebuah piramida. :
1. Golongan sangat kaya
2. Golongan kaya
3. Golongan miskin
Pembagian/stratifiksi masyarakat berdasarkan ekonomi akan membedakan
masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta.
Masyarakat dibagi dalam tiga kelas.:
a. Kelas atas, terdiri dari kelompok orang-orang kaya dengan leluasa dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan.
b. Kelas menengah, terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan yang sudah bisa memenuhikebutuhan pokok (primer).
c. Kelas bawah, Terdiri dari orang-orang miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.
Arisoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi tiga kelas, yakni :
a. golongan sangat kaya,
b. golongan kaya, dan
c.golongan miskin. 10
Arisoteles menggambarkan ketiga kelas tersebut dalam sebuah piramida. :
1. Golongan sangat kaya
2. Golongan kaya
3. Golongan miskin
Gambar
:
Dari Tiga kelas sosial masing-masing masih dapat dibagi menjadi subkelas sehingga kalau digambarkan akan menjadi sebagai berikut. :
a. Kelas atas :
1. Kelas atas atas (AA)
2. Kelas atas menengah (AM)
3. Kelas ata bawah (AB)
b. Kelas menengah
1. Kelas menengah atas (MA)
2. Kelas menengah menengah (MM)
3. Kelas menengah bawah (MB)
1. Kelas atas atas (AA)
2. Kelas atas menengah (AM)
3. Kelas ata bawah (AB)
b. Kelas menengah
1. Kelas menengah atas (MA)
2. Kelas menengah menengah (MM)
3. Kelas menengah bawah (MB)
c. Kelas bawah
1. Kelas bawah atas (BA)
2. Kelas bawah menengah (BM)
3. Kelas bawah bawah (BB)
1. Kelas bawah atas (BA)
2. Kelas bawah menengah (BM)
3. Kelas bawah bawah (BB)
11
Gambar :
3. Kriteria sosial Pelapisan masyarakat secara sosial;
ialah sistem pengelompokan masyarakat menurut status umumnya nilai status
sosial dalam masyarakat diukur dari prestis (gengsi).
Contoh: orang lebih memilih bekerja
dikantor dari pada menjadi pedagang Pada masyarakat Bali, status masing-masing
orang ditentukan berdasarkan kasta sehingga tidak memungkinkan untuk berpindah
status.
Hal lain yang dianggap penting
adalah menyangkut:
a. Hukum adat
b. Perkawinan
c. Sopan santun
a. Hukum adat
b. Perkawinan
c. Sopan santun
12
2.7. Sistem stratifikasi pada
masyarakat Indonesia
Sistem pelapisan sosial yang pernah berlaku/dialami oleh masyarakat di Indonesia diantaranya akan dibagi pada berikut ini:
A. Sistem pelapisan pada masyarakat pertanian
Sistem pelapisan sosial yang pernah berlaku/dialami oleh masyarakat di Indonesia diantaranya akan dibagi pada berikut ini:
A. Sistem pelapisan pada masyarakat pertanian
Berdasarkan pemilikan tanah, masyarakat pertanian dapat di
bedakan atas 3 lapisan, yaitu:
Lapisan tertinggi, yaitu petani yang memiliki rumah, perkarangan, serta lahan.
Lapisan menengah, yaitu petani yang memiliki rumah serta perkarangan.
Lapisan terendah, yaitu petani yang tidak memiliki rumah, perkarangan ,serta lahan.
Lapisan tertinggi, yaitu petani yang memiliki rumah, perkarangan, serta lahan.
Lapisan menengah, yaitu petani yang memiliki rumah serta perkarangan.
Lapisan terendah, yaitu petani yang tidak memiliki rumah, perkarangan ,serta lahan.
Berdasarkan kreteria
ekonomi :
Lapisan pertama : kaum elit desa yang memiliki
cadangan pangan dan pengembangan
usaha
lapisan kedua terdiri dari orang yang memiliki cadangan pangan saja
Lapisan ketiga : orang yang tidak memiliki cadangan pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi perutnya agar tetap hidup
lapisan kedua terdiri dari orang yang memiliki cadangan pangan saja
Lapisan ketiga : orang yang tidak memiliki cadangan pangan dan cadangan usaha dan mereka bekerja untuk memenuhi kebutuhan konsumsi perutnya agar tetap hidup
Gambar :
13
Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat feodal
Pola dasar masyarakat feodal sebagai berikut
Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan dan harus dihormati. Terdapat lapisan utama, yaitu Raja dan kaum bangsawan dan lapisan bawah, yakni rakyat. Ada pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum fedral merupakann panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus menghambat dan selalu dalam posisi di rugikan. Terdapat pola hubungan antar kelompok yang deskriminatif. Golongan bawah cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup.
Contoh lapisan sosial pada
masyarakat
Aceh
1. Keturunan raja atau bangsawan
2. Golongan kedua meliputi olei baalang
3. Rakyat biasa
1. Keturunan raja atau bangsawan
2. Golongan kedua meliputi olei baalang
3. Rakyat biasa
gambar :
14
C. Sistem stratifikasi sosial pada zaman Belanda
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
Gambar :
D. Sistem stratifikasi sosial pada
zama Jepang
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
15
E. Sistem stratifikasi sosial pada
zaman Industri
modern
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
1. Kel. Profesional
2. Kel. Profesional awal dan semi profesional
3. Buruh rendahan
Secara garis besar digambarkan seperti bagan berikut ini :
1. Kel. Profesional
2. Kel. Profesional awal dan semi profesional
3. Buruh rendahan
Gambar :
2.8 Fungsi Stratifikasi Sosial :
• 1) Alat untuk mencapai tujuan.
• 2) Mengatur dan mengawasi interasksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.
• 3) Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.
• 4) Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.
• 1) Alat untuk mencapai tujuan.
• 2) Mengatur dan mengawasi interasksi antar anggota dalam sebuah sistem stratifikasi.
• 3) Stratifikasi sosial mempunyai fungsi pemersatu.
• 4) Mengkategorikan manusia dalam stratum yang berbeda.
2.9. Dampak Stratifikasi Sosial pada
Kehidupan Masyarakat
Pengaruh atau dampak stratifikasi
sosial pada kehidupan masyarakat sangat besar dan berpengaruh. Karena dengan
kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan apa yang mereka
butuhkan. Stratifikasi sosial dalam masyarakat digambarkan mengerucut atau
seperti piramida, hal ini disebabkan semakin tinggi kelas sosial, semakin
sedikit pula jumlah yang menempatinya.
Adapun dampak stratifikasi sosial
pada dalam kehidupan masyarakat
adalah:
1.Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.
16
2.Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik
3.Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya
4.Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.
1.Orang yang menduduki kelas sosial yang berbeda akan memiliki kekuasaan, privelese, dan prestise yang bebeda pula, dalam artian akan menciptakan sebuah perbedaan status sosial.
16
2.Kemungkinan timbulnya proses sosial yang disosiatif berupa persaingan, kontravensi, maupun konflik
3.Penyimpangan perilaku karena kegagalan atau ketidak mampuan mencapai posisi tertentu. Kejahatan tersebut dapat berupa alkoholisme, korupsi, kenakalan remaja dan lain sebagainya
4.Konsentrasi elite status, yaitu pemusatan kedudukan yang penting pada golongan tertentu, misalnya kolusi.
2.10. Pengaruh Diferensiasi Sosial
dan Stratifikasi Sosial Terhadap Masyarakat
Pengaruh kemajemukan masyarakat
Indonesia dapat menimbulkan 2 konflik :
1. Konflik sebagai proses sosial yang disosiatif sehingga tidak tercapai keselarasan antara satu golongan dengan golongan yang lain
a. Konflik horizontal yaitu konflik yang terjadi antara berbagai kelompok masyarakat akibat adanya diferensiasi masyarakat Indonesia seperti beraneka ragamnya suku bangsa, ras, agama, dsb.
b. Konflik vertical yaitu konflik yang terjadi antara kelas atas dengan kelas bawah yang disebabkan adanya perbedaan kepentingan di antara mereka.
2. Integrasi merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial, sehingga menghsilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya sebagai masyarakat.
Proses integrasi harus diupayakan melalui pendekatan terhadap 2 dimensi, yaitu : dimensi horizontal, dimensi vertical.
1. Konflik sebagai proses sosial yang disosiatif sehingga tidak tercapai keselarasan antara satu golongan dengan golongan yang lain
a. Konflik horizontal yaitu konflik yang terjadi antara berbagai kelompok masyarakat akibat adanya diferensiasi masyarakat Indonesia seperti beraneka ragamnya suku bangsa, ras, agama, dsb.
b. Konflik vertical yaitu konflik yang terjadi antara kelas atas dengan kelas bawah yang disebabkan adanya perbedaan kepentingan di antara mereka.
2. Integrasi merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial, sehingga menghsilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya sebagai masyarakat.
Proses integrasi harus diupayakan melalui pendekatan terhadap 2 dimensi, yaitu : dimensi horizontal, dimensi vertical.
17
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.Stratifikasi sosial adalah
pembedaan masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat
2.Stratifikasi sosial ada karena terdapat sesuatu yang dihargai
3.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan masyarakat modern berbeda karena perbedaan kriteria sosial yang digunakan
4.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno didasarkan atas
5.Stratifikasi sosial pada masyarakat modern didasarkan atas
6.Dampak dari stratifikasi sosial sangat besar karena pada kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan kebutuhan yang mereka butuhkan.
Dari berbagai teori yang telah disebutkan di dalam bab-bab terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa apabila masyarakat telah membaca paper ini maka akan mengetahui faktor-faktor dasar terbentuknya pelapisan sosial yang telah terjadi dengan sendirinya.
2.Stratifikasi sosial ada karena terdapat sesuatu yang dihargai
3.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno dan masyarakat modern berbeda karena perbedaan kriteria sosial yang digunakan
4.Stratifikasi sosial pada masyarakat kuno didasarkan atas
5.Stratifikasi sosial pada masyarakat modern didasarkan atas
6.Dampak dari stratifikasi sosial sangat besar karena pada kelas sosial yang ada akan menyediakan masyarakat dengan kebutuhan yang mereka butuhkan.
Dari berbagai teori yang telah disebutkan di dalam bab-bab terdahulu dapat diambil kesimpulan bahwa apabila masyarakat telah membaca paper ini maka akan mengetahui faktor-faktor dasar terbentuknya pelapisan sosial yang telah terjadi dengan sendirinya.
Faktor-faktor yang terjadi dengan
sendirinya antara lain :
a. Kepandaian
b.Tingkat umur
c. Sifat keaslian keanggotaan di
dalam kerabat pimpinan masyarakat,
misalnya : (cikal bakal, kepala desa dan sebagainya).
misalnya : (cikal bakal, kepala desa dan sebagainya).
d.Pemilikan harta
Sedangkan bentuk-bentuk yang terjadi
di dalam masyarakat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. Pelapisan sosial berdasarkan pada
kriteria ekonomi
b. Pelapisan sosial berdasarkan pada
kriteria sosial
c. Pelapisan sosial berdasarkan pada
kriteria politik
18
Di samping itu masyarakat juga dapat
mengetahui sistem-sistem pelapisan sosial yang menempatkan masing-masing warga
masyarakat pada status dan peran sosial tertentu.
Sistem-sistem pelapisan sosial
antara lain :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang
obyektif
b. Sistem pertentangan yang
diciptakan oleh para warga masyarakat
c. Kriteria sistem pertentangan
d. Lambang-lambang kedudukan
e. Mudah atau sukarnya bertukar
kedudukan
f. Solidaritas atas individu
atau kelompok sosial yang menduduki kedudukan yang sama dalam sistem sosial
masyarakat.
3.2. Saran-saran
1.Stratifikasi sosial bukan halangan
bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam
hal ini diperlukan
2.Tidak ada masyarakat tan
2.Tidak ada masyarakat tan
19
20
kalo
....
BalasHapus